Climeworks, Startup Pertama Kembangkan Teknologi Serap Karbon

climeworks,-startup-pertama-kembangkan-teknologi-serap-karbon
Climeworks, Startup Pertama Kembangkan Teknologi Serap Karbon
Share

Share This Post

or copy the link

Krisis Iklim | Lingkungan | Teknologi

FOMOMEDIAPabrik Climeworks, yang bekerja untuk menyerap karbon sedang dikembangkan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menangani perubahan iklim.

Krisis iklim sedang terjadi. Untuk menghadapinya, selain menekan penggunaan bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca, sebuah perusahaan sedang mengembangkan teknologi menyerap karbon.

Hal ini dilakukan oleh Climeworks. Perusahaan tersebut menjadi salah satu startup pertama yang mengembangkan teknologi menyaring karbon dioksida di udara.

Apa yang sedang dikembangkan oleh Climeworks penting dan mendapat apresiasi. Pasalnya, ini bakal menjadi tantangan terbesar umat manusia dalam menghadapi perubahan iklim.

Saat ini Climeworks sendiri diketahui sedang meluncurkan pabrik bernama Generation 3. Di tempat inilah penyaringan terhadap karbon dilakukan.

Menyitat The Verge, jika Climeworks memenuhi janjinya, maka teknologi ini, yang disebut direct air capture (DAC), dapat menjadi cara tepat untuk mengurangi jumlah polusi karbon yang menumpuk di atmosfer. Apalagi, saat ini teknologi itu masih terlalu baru dan mahal untuk dapat mengurangi emisi secara signifikan. 

Gara-gara tawaran mulia itu, banyak perusahaan besar lainnya menaruh harapan dan kepercayaan pada Climeworks. Presiden Amerika Serikat Joe Biden turut memberikan pendanaan untuk mengembangkan teknologi penyerap karbon ini.

Sudah Ada yang Berjalan

Sebetulnya, apa yang dilakukan Climeworks telah dijalankan oleh beberapa startup lainnya. Hingga dewasa ini, diketahui terdapat sekitar beberapa lusin pabrik penangkap udara langsung di seluruh dunia yang mampu menyerap sekitar 0,01 juta metrik ton karbon dioksida per tahunnya.

BACA JUGA:

Sementara, Climeworks sendiri sudah menyediakan layanan ini antara lain Microsoft, Stripe, Shopify , BCG, dan JPMorgan Chase. Namun, jumlah tersebut sangat kecil mengingat Microsoft sendiri melepaskan lebih dari 15 juta metrik ton karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global pada tahun lalu.

Badan Energi Internasional sendiri telah memperkirakan bahwa pembangkit listrik DAC perlu mengurangi 85 juta metrik ton karbon dioksida pada akhir dekade ini. Hal ini perlu dilakukan untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan dalam perjanjian iklim Paris.

Biaya Mahal

Untuk bisa menangkap karbon dioksida di atmosfer diketahui memerlukan biaya mahal. Setidaknya, biaya mahal ini karena biaya DAC mencapai lebih dari 600 dolar Amerika Serikat per ton. 

Selain itu, sebagian besar biaya tersebut berasal dari jumlah energi yang diperlukan untuk menjalankan pembangkit DAC, yang merupakan masalah lain dalam teknologi ini.

.@Climeworks claims its new design can capture twice as much CO2 from the atmosphere as the previous version. The Generation 3 tech uses half the energy and costs half as much overall per ton of CO2 removed https://t.co/m1O0SV5I7C

— Canary Media (@CanaryMediaInc) June 5, 2024

Namun, apa yang dilakukan oleh Climeworks dengan pabriknya DAC Generation 3, dianggap telah menjadi terobosan terbaru. Bahkan, biaya DAC-nya sendiri diklaim lebih murah, yakni 250-350 dolar Amerika Serikat per ton.

Tak hanya murah, Climeworks menyebut bahwa Generation 3 lebih hemat energi karena meningkatkan kontak permukaan dengan karbon dioksida. Filternya juga mampu menangkap dua kali lebih banyak dibandingkan filter lama. 

Dalam masa uji cobanya, Climeworks telah melakukannya selama lima tahun di Swiss. Kini, perusahaan itu bakal semakin melebarkan sayapnya dan berekspansi di seluruh dunia.

Penulis: Sunardi

Editor: Safar

Ilustrator: Vito

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Climeworks, Startup Pertama Kembangkan Teknologi Serap Karbon

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Astaga! privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us