India | Internasional | Politik
FOMOMEDIA – Untuk ketiga kalinya Narendra Modi menjadi PM India. Basis dukungan yang berasal dari masyarakat Hindu begitu kuat.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dilantik untuk masa jabatan ketiga kalinya, Minggu (9/6/2024). Pada jabatan terbarunya ini, ia dianggap bakal mendapatkan banyak tantangan dibanding dekade sebelumnya.
Menyitat Associated Press, partai nasionalis Hindu yang dipimpin Modi, Hindu Bharatiya Janata (BJP), pernah menang telak pada 2014 dan 2019. Namun, partai tersebut gagal mendapatkan suara mayoritas pada tahun ini.
Meski demikian, koalisi Aliansi Demokrasi Nasional dengan BJP dan partai-partai memenangkan kursi di parlemen.
Took oath as Prime Minister at the ceremony earlier this evening. I look forward to serving 140 crore Indians and working with the Council of Ministers to take India to new heights of progress. pic.twitter.com/xx1e5vUP1G
— Narendra Modi (@narendramodi) June 9, 2024
Kini, pria 73 tahun itu bersama anggota kabinetnya telah disumpah jabatan yang dipimpin oleh Presiden Draupadi Murmu di istana kepresidenan India Rashtrapati Bhavan di New Delhi. Berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya, Modi bakal membutuhkan dukungan dari para sekutu regionalnya untuk mempertahankan kekuasaan.
Modi bakal bergantung pada mitra koalisi yang berasal dari partai-partai regional yang lebih kecil. Dengan inilah ia dipaksa untuk memerintah dengan berbagai mitra koalisi yang beragam.
Selain itu, dengan adanya pengaruh dari partai-partai koalisi, setidaknya bisa mencegah Modi dari tindakan otoriter dan diktator. Apalagi, jika melihat masa kepemimpinan sebelumnya, ia dianggap cenderung menerapkan kebijakan yang mengutamakan orang-orang Hindu saja.
Modi pun berhasil menjadi PM India kedua yang memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut. Bagi para pendukungnya, sosok Modi telah berhasil memajukan perekonomian dan nasionalisme Hindu.
Tak hanya itu, Modi bahkan seakan dianggap sebagai dewa. Sebab, selain memajukan ekonomi India, ia juga mampu menyederhanakan program kesejahteraan dan melayani sekitar 60 persen penduduk.
BACA JUGA:
Dianggap Mengikis Demokrasi
Meski diklaim mampu memajukan ekonomi India, di sisi lain Modi juga dianggap berperan mengikis demokrasi di India. Ia pernah melancarkan serangan politik memecah belah dan menyasar umat Islam yang merupakan 14 persen dari populasi negara itu.
Laporan The Guardian, Modi yang berkuasa sejak 2014, berhasil mengubah negara sekuler dengan agenda nasionalis Hindu agresif. Gara-gara ini, ia mendapat dukungan luas dengan 80 persen penduduk Hindu di India.
Aliansi oposisi, yang disingkat INDIA, mengklaim bahwa pemilu tahun ini merupakan kekalahan Modi. Namun, Modi membantah anggapan lawan politiknya.
PM Narendra Modi becomes the only Indian to have taken oath as a Chief Minister 4 times and Prime Minister 3 times.
The G.O.A.T of Indian Democracy. pic.twitter.com/0XRMSEZDjp
— Yo Yo Funny Singh (@moronhumor) June 9, 2024
“Kami tidak kalah. Untuk menjalankan pemerintahan, diperlukan mayoritas. Namun untuk menjalankan negara, diperlukan konsensus,” kata Modi, dikutip dari The Guardian.
INDIA sendiri pada pemilu 2024 ini, justru menunjukkan kinerja yang semakin baik. Bahkan, pihak oposisi ini bakal kembali ke parlemen dengan meraih lebih dari 230 kursi, lebih dari dua kali lipat pemilu sebelumnya.
Modi pun bakal siap menghadapi tantangan selama lima tahun ke depan. Dengan mitra koalisi yang semakin beragam, Modi berambisi bakal menjadikan India sebagai negara maju pada 2047.
Penulis: Sunardi
Editor: Safar
Ilustrator: Vito
