Sebuah studi telaah cakupan yang meneliti 1,4 juta pasien di seluruh dunia menemukan bahwa berkonsultasi secara teratur dengan dokter umum ataupun dokter spesialis yang sama dalam mengatasi masalah kesehatan berpotensi memperpanjang angka harapan hidup. Sebaliknya, pasien yang tidak berkonsultasi secara teratur dengan dokter yang sama memiliki risiko kematian lebih besar dalam jangka waktu tertentu.
Manfaat perawatan berkelanjutan dengan dokter yang sama mungkin didasari oleh fakta bahwa dokter lebih bisa mengumpulkan pengetahuan mengenai seorang pasien, sehingga dapat menyesuaikan saran perawatan dan pengobatan pada konsultasi berikutnya.
Hubungan pasien dengan dokter pun menjadi lebih baik. Dokter kian mengenal kondisi pasiennya sehingga dapat meresepkan obat yang paling tepat, sementara pasien cenderung mematuhi pengobatan yang diresepkan.
Selain mengurangi risiko kematian, konsultasi dengan dokter yang sama bermanfaat mengurangi risiko dirawat di rumah sakit ataupun unit gawat darurat.
Manfaat tersebut dirasakan hampir semua pasien dari berbagai masalah kesehatan dan kelompok usia, termasuk demensia, diabetes, penyakit jantung, dan penyakit mental yang dialami anak-anak hingga orang berusia lebih tua.
Sayangnya, meski terdapat bukti kuat bahwa perawatan berkelanjutan merupakan salah satu strategi paling ekonomis dalam praktik medis saat ini, aktivitas ini berkurang drastis, termasuk di Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Kenapa perawatan berkelanjutan kian jarang?
Bagi pengidap demensia—yang jumlahnya hampir 1 juta orang di Inggris—menemui dokter yang sama, baik di klinik ataupun di rumah, sangatlah bermanfaat. Sebuah penelitian tahun 2022, menemukan bahwa pengidap demensia yang berkonsultasi dengan dokter yang sama, memiliki kemungkinan 35% lebih kecil mengalami delirium (linglung parah), 57% lebih kecil mengalami inkontinensia (sulit menahan buang air kecil), dan 10% lebih kecil dirawat di rumah sakit dalam kondisi darurat. Hal ini jika dibandingkan orang-orang yang berkonsultasi dengan dokter umum yang berbeda-beda.
Perlu diingat bahwa penyintas demensia biasanya mengidap lebih dari satu jenis penyakit. Sebanyak 65% pasien demensia berusia di atas 65 tahun biasanya memiliki tekanan darah tinggi, 34% mengalami depresi, 27% terkena penyakit jantung, dan 22% mengidap diabetes.
Lalu, kenapa semakin jarang pasien berkonsultasi dengan dokter yang sama secara teratur? Ada beragam penyebabnya, mulai dari meningkatnya mobilitas pasien dan dokter, praktik mandiri dokter umum yang kian jarang, dan bertambahnya jumlah pasien penyakit kronis. Penyebab lainnya, dokter keluarga makin banyak berpraktik dalam kelompok besar dan perkembangan telemedisin memungkinkan orang-orang menghubungi beragam dokter.
Dari semua faktor tersebut, secara garis besar penyebab makin berkurangnya pasien berkonsultasi dengan dokter yang sama adalah pasien dan penyedia layanan kesehatan lebih memprioritaskan akses daripada perawatan yang berkesinambungan.
Meningkatkan perawatan berkelanjutan
Solusi dalam meningkatkan perawatan berkelanjutan sebenarnya tidak sulit. Sebab, penurunan ini dapat diukur dan ada cara yang terbukti bisa memperbaikinya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyimpan kontak pribadi satu dokter umum yang dipercaya. Hal ini akan membantumu memprioritaskan perawatan berkelanjutan dengan dokter yang sama.
Begitu pula dengan pihak penyedia layanan kesehatan, penting untuk memprioritaskan perawatan berkesinambungan dengan menciptakan sistem satu pasien ditangani oleh satu dokter umum saja.
Mengurangi risiko polifarmasi
Manfaat terbesar perawatan berkelanjutan dengan dokter yang sama adalah memperbesar potensi kesembuhan pasien sehingga pengobatan bisa dihentikan. Ini sekaligus menghindari pengobatan yang mungkin tidak lagi bermanfaat atau justru membahayakan.
Polifarmasi (mengonsumsi beberapa obat karena resep yang tidak tepat dan berlebihan) semakin banyak terjadi. Fenomena ini meningkat hingga 30% dalam tiga dekade terakhir. Dampaknya membuat biaya pengobatan membengkak dan membahayakan kesehatan pasien.
Misalnya, lansia yang mengalami masalah kesehatan di usia 65 tahun, rata-rata memiliki satu kondisi kronis dengan satu atau dua obat yang diresepkan. Pada usia 75 tahun, mereka mungkin memiliki dua hingga tiga kondisi kronis dan bisa diresepkan lima sampai enam obat. Pada usia 85 tahun, mereka berisiko mengidap empat sampai enam kondisi kronis dan diresepkan 20 obat harian.
Semakin banyak orang yang berumur panjang, maka fase penuaan penduduk dan biaya perawatan kesehatan ikut meningkat. Akibatnya, penyedia layanan kesehatan juga terus membeli teknologi yang semakin mahal untuk mengurangi dampak tersebut.
Solusi yang terbukti andal dan ekonomis adalah perawatan berkelanjutan dengan dokter yang sama. Namun, hal ini mungkin luput dari perhatian penyedia layanan kesehatan.
Meski begitu, kita sebagai pasien berhak untuk meminta perawatan dengan dokter yang sama. Jangan sungkan untuk menyampaikan kepada penyedia layanan kesehatan mengenai pertimbangan kamu memilih dokter yang sama dan rasakan manfaatnya yang luar biasa. Sebab, cara ini mungkin bisa menyelamatkan hidupmu.