Trump The Tech-cracy

trump-the-tech-cracy
Trump The Tech-cracy
Share

Share This Post

or copy the link

Dengarkan artikel ini:

Audio ini dibuat menggunakan AI.

Twitter/X, Google, Meta, Tiktok, Amazon, hingga Apple, semua tokoh utama perusahaan-perusahaan itu hadir saat pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Nyatanya relasi Trump dengan perusahaan-perusahaan teknologi kini cenderung positif dan penuh dukungan. Akankah tech companies menjadi aktor utama kekuasaan di AS era Trump dan apa yang bisa dimaknai dari hal ini?


PinterPolitik.com

Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat baru-baru ini menghadirkan fenomena menarik, yakni soal kehadiran para pemimpin perusahaan teknologi terkemuka dunia di acara tersebut.

Dari Elon Musk (CEO X/Twitter), Sundar Pichai (CEO Google), Tim Cook (CEO Apple), Mark Zuckerberg (pendiri sekaligus CEO Meta), Jeff Bezos (pendiri dan Executive Chairman Amazon), hingga Shou Zi Chew (CEO TikTok), semuanya tampak memberikan dukungan simbolis kepada Trump.

Kehadiran para titan teknologi ini tidak hanya mencerminkan relasi yang erat antara Trump dan sektor teknologi, tetapi juga mengisyaratkan sebuah pergeseran besar dalam dinamika politik dan ekonomi global.

Kehadiran para pemimpin teknologi ini menjadi sorotan utama, terutama karena sektor teknologi kerap diasosiasikan dengan kandidat Partai Demokrat dalam lanskap politik Amerika Serikat. Namun, kehadiran mereka dalam pelantikan Trump memberikan indikasi bahwa dukungan politik dari sektor ini semakin cair, bergeser dari tradisi sebelumnya.

Ini belum termasuk ke masalah agenda politik yang dibawa Trump. Beberapa perusahaan teknologi – misalnya Meta – telah menyesuaikan banyak kebijakan penggunaan aplikasinya dengan cara pandang dan ideologi politik yang diusung Trump. Meta yang jadi perusahaan di balik Facebook, Instagram dan WhatsApp telah mengubah beberapa kebijakan soal aturan terkait ujaran kebenciatn kepada komunitas LGBTQ+. Hal ini dianggap sejalan dengan pandangan-pandangan politik Trump.

Dalam konteks ekonomi, Trump juga mendorong arah gerak ekonomi di sektor teknologi ini. Disebutkan misalnya akan ada komitmen investasi sebesar US$500 miliar untuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) oleh konsorsium Softbank, OpenAI, dan Oracle. Narasi ini lagi-lagi juga didukung dan didorong oleh Trump serta semakin memperkuat gambaran ini. Investasi ini bertujuan untuk mempercepat perkembangan teknologi yang tidak hanya relevan secara domestik, tetapi juga global, menegaskan pengaruh AS dalam lanskap teknologi dunia.

Pertanyaannya adalah dengan makin mesranya Trump bersama perusahaan-perusahaan teknologi, apa yang bisa kita maknai dan seperti apa efeknya bagi masyarakat AS?

Pergeseran Dukungan Politik Teknologi

Dalam politik Amerika, perusahaan teknologi secara tradisional cenderung mendukung kandidat Partai Demokrat yang sering mempromosikan kebijakan progresif terkait inovasi, kebebasan berekspresi, dan regulasi ringan untuk industri teknologi. Namun, relasi Trump dengan sektor teknologi menunjukkan adanya pergeseran paradigma. Kita tahu Trump adalah sosok dari Partai Republik.

Pendekatan Trump yang pragmatis dan fokus pada investasi besar-besaran di sektor teknologi menawarkan peluang ekonomi yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan tersebut. Dengan memberikan insentif pajak, kebijakan deregulasi, dan dukungan terhadap ekspansi pasar, Trump berhasil menarik minat sektor teknologi yang sebelumnya bersikap lebih skeptis terhadapnya.

Teori “hegemonic stability” yang diajukan oleh Charles Kindleberger dapat menjelaskan fenomena ini. Dalam konteks ini, AS sebagai negara hegemon berupaya menjaga dominasinya di bidang teknologi dengan merangkul perusahaan-perusahaan besar untuk memperkuat posisi globalnya.

Relasi antara Trump dan sektor teknologi mencerminkan upaya ini, dengan Trump memanfaatkan dukungan mereka untuk memastikan keberlanjutan dominasi ekonomi dan politik AS di dunia. Kita tahu salah satu slogan Trump: “Make America Great Again”, sangat bisa dicapai lewat pendekatan ini.

Teknologi dan Tantangan Kekuasaan Politik

Dominasi perusahaan teknologi dalam kehidupan modern sudah tidak terbantahkan. Produk-produk dari Apple, Google, Meta, Amazon, hingga TikTok menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari miliaran orang di seluruh dunia. Dalam konteks ini, relasi antara Trump dan sektor teknologi tidak hanya memiliki dampak domestik tetapi juga global.

Hubungan ini dapat dianalisis melalui lensa teori “technological determinism” oleh Marshall McLuhan, yang berpendapat bahwa teknologi membentuk pola pikir, budaya, dan struktur sosial masyarakat. Dengan Trump secara langsung menggandeng sektor teknologi, ia tidak hanya memperoleh dukungan finansial dan logistik tetapi juga akses ke pengaruh budaya yang luas melalui platform teknologi yang digunakan secara global.

Lebih jauh, hubungan ini juga mencerminkan gagasan “network society” oleh Manuel Castells. Dalam pandangan Castells, kekuasaan dalam era modern didistribusikan melalui jaringan, bukan institusi tradisional semata. Dengan mengamankan dukungan dari jaringan teknologi global, Trump tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin domestik tetapi juga memperluas pengaruhnya di panggung internasional.

Pergeseran dukungan sektor teknologi kepada Trump memiliki beberapa dampak positif. Pertama, hal ini dapat mempercepat inovasi teknologi di AS, memperkuat daya saing negara tersebut di kancah global. Investasi besar-besaran dalam pengembangan AI, misalnya, berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas, dan memperluas dampak positif teknologi pada sektor lain seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan.

Namun, ada pula tantangan yang muncul. Dukungan masif dari sektor teknologi dapat memperkuat kekuatan oligarki teknologi, yang pada akhirnya mengancam prinsip-prinsip demokrasi. Dengan kontrol yang begitu besar atas data, informasi, dan opini publik, perusahaan-perusahaan ini dapat memiliki pengaruh yang tidak proporsional terhadap kebijakan publik dan arah politik negara.

Selain itu, relasi yang terlalu erat antara pemerintah dan perusahaan teknologi juga dapat memunculkan konflik kepentingan, terutama dalam hal regulasi. Trump harus memastikan bahwa dukungannya terhadap sektor teknologi tidak mengorbankan kepentingan publik, seperti privasi data, keamanan siber, dan aksesibilitas teknologi.

Apa Efek Untuk Indonesia?

Dampak dari relasi Trump dan sektor teknologi ini juga dirasakan secara global, termasuk di Indonesia. Sebagai salah satu pasar teknologi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berpotensi menjadi salah satu penerima manfaat dari investasi dan inovasi teknologi yang didorong oleh AS.

Namun, Indonesia juga perlu berhati-hati terhadap potensi monopoli teknologi oleh perusahaan-perusahaan besar ini. Regulasi yang jelas dan kuat diperlukan untuk memastikan bahwa dominasi mereka tidak merugikan pemain lokal atau mengancam kedaulatan digital Indonesia.

Relasi antara Trump dan sektor teknologi mencerminkan pergeseran besar dalam politik dan ekonomi global. Dengan mengamankan dukungan dari perusahaan teknologi terkemuka, Trump berhasil memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang pragmatis dan inovatif. Namun, tantangan seperti potensi konflik kepentingan dan ancaman terhadap prinsip demokrasi tetap menjadi perhatian.

Bagi dunia, termasuk Indonesia, relasi ini membawa peluang sekaligus risiko. Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk mempercepat transformasi digitalnya sambil tetap menjaga kedaulatan dan keadilan dalam ekosistem teknologi.

Pada akhirnya, keberhasilan atau kegagalan relasi ini akan sangat bergantung pada bagaimana Trump dan sektor teknologi mengelola dinamika kekuasaan dan kepentingan yang kompleks ini. Dunia kini menyaksikan era baru di mana teknologi dan politik semakin sulit dipisahkan, dan relasi antara Trump dan sektor teknologi menjadi salah satu contoh paling mencolok dari fenomena ini. Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Trump The Tech-cracy

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Astaga! privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us