Banyak hal yang wajib dibicarakan bersama pasangan sebelum menikah/Foto: Freepik/Prostooleh
Menikah adalah komitmen seumur hidup yang memerlukan persiapan matang. Selain cinta, komunikasi terbuka mengenai berbagai aspek kehidupan sangat penting untuk memastikan keselarasan visi dan misi antara kamu dan pasangan.
Dr. John Gottman, seorang pakar hubungan dari The Gottman Institute, menekankan bahwa komunikasi efektif adalah kunci keberhasilan pernikahan. Menurutnya, pasangan yang secara rutin membahas harapan dan kekhawatiran mereka cenderung memiliki hubungan yang lebih harmonis.
Oleh karena itu, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, penting untuk membahas beberapa topik krusial berikut dengan pasanganmu.
1. Keuangan dan Pengelolaannya
Jangan sampai tidak membahas tentang pengelolaan uang pasangan sebelum menikah/Foto: Freepik/freepik
Masalah keuangan seringkali menjadi sumber konflik dalam pernikahan. Dr. Terri Orbuch, seorang profesor di Oakland University dan penulis buku 5 Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great, menyarankan agar pasangan mendiskusikan secara terbuka tentang pendapatan, pengeluaran, tabungan, investasi, hutang, kebiasaan belanja, dan tujuan finansial sebelum menikah.
Selain itu, kamu juga perlu mengetahui dari mana saja sumber pendapatan, siapa yang akan menjadi pencari nafkah, dan bagaimana rencana keuangan jangka panjang akan diatur. Mengutip Psychology Today, Dr. Orbuch menekankan pentingnya transparansi finansial untuk mencegah miskomunikasi dan konflik di kemudian hari.
Dengan memahami kondisi keuangan masing-masing, kamu dan pasangan dapat merencanakan anggaran rumah tangga yang sesuai dan menetapkan tujuan finansial bersama.
2. Anak dan Pola Asuh
Ilustrasi kebijakan pola asuh/Foto: Freepik/freepik
Dr. Laura Markham, seorang psikolog klinis dan pendiri Aha! Parenting, menyarankan agar pasangan membicarakan harapan dan keyakinan mereka tentang pengasuhan sebelum menikah.
Diskusikan apakah kalian berencana memiliki anak atau tidak, dan jika ya, berapa jumlahnya serta kapan waktu yang tepat untuk memulai keluarga. Selain itu, diskusikan juga metode pengasuhan yang akan diterapkan. Apakah kamu memiliki pandangan yang sama tentang disiplin, pendidikan, dan nilai-nilai yang ingin diajarkan kepada anak-anak?
3. Karier dan Aspirasi Profesional
Kesepakatan tentang karier dan kebebasan dalam bekerja/Foto: Freepik/freepik
Karier dan aspirasi profesional dapat mempengaruhi dinamika hubungan pernikahan. Dr. Alexandra Solomon, seorang psikolog klinis dan dosen di Northwestern University, menekankan pentingnya diskusi tentang tujuan karier, kemungkinan relokasi, dan bagaimana membagi peran dalam rumah tangga terkait pekerjaan.
Dalam bukunya Loving Bravely, Dr. Solomon menyarankan pasangan untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan profesional masing-masing sambil menjaga keseimbangan dengan kehidupan keluarga. Dengan memahami dan menghargai aspirasi karier satu sama lain, kamu dan pasangan dapat menghindari konflik dan membangun dukungan yang kuat dalam pernikahan.
4. Nilai dan Keyakinan
Nilai-nilai dan tradisi keluarga/Foto: Freepik/senivpetro
Nilai dan keyakinan pribadi memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan pengambilan keputusan. Dr. Pauline Boss, seorang profesor emeritus di University of Minnesota, menyarankan pasangan untuk mendiskusikan nilai-nilai inti, tradisi keluarga, dan praktik spiritual yang penting bagi masing-masing individu.
Dalam bukunya Ambiguous Loss, Dr. Boss menekankan bahwa keselarasan atau setidaknya pemahaman terhadap nilai dan keyakinan pasangan dapat mencegah konflik dan memperkuat ikatan emosional. Diskusi ini juga mencakup bagaimana kamu dan pasangan akan merayakan hari-hari besar, mendidik anak dalam konteks spiritual, dan menangani perbedaan keyakinan yang mungkin ada.
5. Lokasi Tempat Tinggal
Diskusi tentang lokasi tempat tinggal setelah menikah/Foto: Pinterest/Wedu Team
Dr. Terri Orbuch, seorang profesor sosiologi di Oakland University dan penulis buku 5 Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great, dalam wawancaranya dengan HuffPost, menekankan pentingnya diskusi tentang harapan dan preferensi tempat tinggal sebelum menikah.
Diskusikan di mana kalian akan tinggal setelah menikah dan bagaimana gaya hidup yang ingin dijalani bersama. Apakah kalian lebih suka tinggal di perkotaan atau pedesaan? Bagaimana dengan rencana membeli rumah atau menyewa? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk dibahas agar tidak menimbulkan ketidakcocokan di kemudian hari.
6. Pembagian Tugas Rumah Tangga
Membagi tugas rumah dengan adil/Foto: Pinterest/Factspedia
Dr. Joshua Coleman, seorang psikolog klinis dan penulis buku The Marriage Makeover, dalam artikelnya di Greater Good Magazine, menyarankan pasangan untuk membuat kesepakatan jelas mengenai pembagian tugas rumah tangga guna menghindari konflik di masa depan.
Pekerjaan rumah tangga yang tidak seimbang dapat menjadi sumber ketegangan dalam pernikahan. Diskusikan bagaimana kalian akan membagi tanggung jawab rumah tangga, seperti memasak, membersihkan rumah, belanja, mengurusi anak, mengganti tanaman, dan lain sebagainya.
7. Hubungan dengan Keluarga Besar
Ilustrasi hubungan dengan keluarga besar/Foto: Pinterest/Lajk.rs
Interaksi dengan keluarga besar dapat mempengaruhi dinamika pernikahan. Dr. Harriet Lerner, seorang psikolog klinis dan penulis buku The Dance of Anger, menyarankan pasangan untuk mendiskusikan batasan, frekuensi kunjungan, dan cara menangani campur tangan dari keluarga besar.
Dalam bukunya, Dr. Lerner menekankan bahwa memiliki kesepakatan bersama mengenai hubungan dengan keluarga besar dapat mencegah konflik dan menjaga keharmonisan pernikahan. Diskusi ini juga mencakup bagaimana kamu dan pasangan akan merayakan liburan, menangani tradisi keluarga, dan menjaga privasi dalam hubungan.
8. Kesehatan Mental dan Fisik
Wajib cek kesehatan sebelum menikah/Foto: Freepik/freepik
Dr. Mark Epstein, seorang psikiater dan penulis buku The Trauma of Everyday Life, dalam laman Psychology Today, menyarankan pasangan untuk saling terbuka mengenai kesehatan mental dan fisik guna membangun kepercayaan dan dukungan dalam pernikahan.
Transparansi mengenai kondisi kesehatan mental dan fisik sangat penting. Diskusikan riwayat kesehatan masing-masing, termasuk kondisi kronis atau masalah kesehatan mental yang mungkin memerlukan perhatian khusus.
9. Gaya Hidup dan Kebiasaan Sehari-hari
Memahami dan menyesuaikan kebiasaan sehari-hari/Foro: Pinterest/Sleep Well IQ
Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari, seperti pola makan, kebiasaan tidur, dan hobi, dapat mempengaruhi keharmonisan dalam pernikahan. Setiap individu memiliki kebiasaan dan rutinitas harian yang berbeda. Diskusikan bagaimana gaya hidup kalian akan diselaraskan setelah menikah. Apakah kalian lebih suka bangun pagi atau malam? Bagaimana dengan kebiasaan makan, olahraga, atau hobi?
Dalam wawancaranya dengan U.S. News & World Report, Dr. Greer menekankan bahwa memahami dan menyesuaikan diri dengan kebiasaan pasangan dapat mencegah konflik dan meningkatkan kualitas hubungan. Dengan saling menghormati dan berkompromi, kamu dan pasangan dapat menciptakan lingkungan rumah yang nyaman bagi kedua belah pihak.
10. Harapan tentang Kehidupan Seksual
Diskusi tentang hubungan ranjang/Foto: Pinterest/Filantropikum.com
Kehidupan seksual adalah bagian penting dari pernikahan. Diskusikan harapan, preferensi, dan frekuensi yang diinginkan untuk memastikan kepuasan bersama.
Dr. Emily Nagoski, seorang seksolog dan penulis buku Come As You Are, dalam wawancaranya dengan The New York Times, menekankan bahwa komunikasi terbuka tentang kehidupan seksual dapat meningkatkan kepuasan dan mengurangi miskomunikasi antara pasangan.
11. Manajemen Konflik
Ilustrasi pasangan yang sedang berdebat/Foto: Pinterest/Health Digest
Setiap pasangan pasti akan menghadapi konflik. Diskusikan bagaimana kalian akan menangani perbedaan pendapat, cara komunikasi yang efektif, dan strategi penyelesaian masalah yang dapat diterapkan.
Dr. Howard Markman, seorang profesor psikologi di University of Denver dan penulis buku Fighting for Your Marriage, berpendapat bahwa yang penting adalah bagaimana kalian mengelola dan menyelesaikan konflik tersebut.
Menjalin kehidupan rumah tangga memang penuh tantangan, Beauties. Namun, dengan membicarakan hal-hal penting sebelum menikah, kamu dan pasangan bisa saling memahami, memperkuat ikatan, serta membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan bersama.
Jadi, jangan ragu untuk terbuka dan berdiskusi sejak awal, ya!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)