5 Cara Efektif untuk Mendekatkan Kembali Hubungan dan Komunikasi dengan Orang Tua

5-cara-efektif-untuk-mendekatkan-kembali-hubungan-dan-komunikasi-dengan-orang-tua
5 Cara Efektif untuk Mendekatkan Kembali Hubungan dan Komunikasi dengan Orang Tua
Share

Share This Post

or copy the link

Nindya Putri Hermansyah | Beautynesia

Minggu, 06 Jul 2025 18:00 WIB

img-alt

Ilustrasi orang tua dan anak/Freepik: lifestylememory

Beauties, pernahkah kamu merasa obrolan dengan orang tua jadi hambar atau enggan berbagi apa pun karena merasa mereka tak mengerti? Kondisi seperti ini bisa muncul karena berbagai faktor. Bisa dimulai karena kesibukan, perbedaan sudut pandang, hingga pengalaman masa lalu.

Meski terasa berat, bukan berarti tak ada jalan keluarnya. Para ahli psikologi internasional telah meneliti dan menyarankan strategi yang praktis dan terbukti untuk mendekatkan kembali hubungan keluarga.

1. Pahami bahwa Orang Tua adalah Orang yang Sudah Tua

Ilustrasi orang tua/Freepik: lifestylememory

Beauties, penting untuk mengingat bahwa orang tua kita adalah sosok yang telah menua, baik secara fisik maupun emosional. Seiring bertambahnya usia, kemampuan mereka dalam memahami, menerima perubahan, atau mengelola emosi bisa menurun.

Dalam budaya Asia, orang tua sering tumbuh dengan nilai bahwa mereka harus dihormati tanpa banyak bantahan. Jika kamu ingin membangun komunikasi yang lebih sehat, cobalah dekati mereka dengan empati, bukan konfrontasi. Dengarkan cerita mereka dan validasi perasaannya. Itu akan sangat membantu hubungan antara orang tua dan anak agar terjalin lebih hangat.

2. Menggunakan Pernyataan “I‑feel” untuk Menyampaikan Perasaan

Ilustrasi mengobrol dengan orang tua/Freepik: freepik

Alih-alih menyalahkan, menggunakan kalimat “I‑feel” membantu menyampaikan emosi tanpa memicu defensif.

Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan hal semacam: “Aku merasa sedih kalau kita tidak berbicara seperti dulu.” Teknik ini berasal dari Thomas Gordon sejak 1960-an dan dijelaskan kembali dalam berbagai sumber seperti Verywell Mind.

Dengan mengatakan “Aku merasa…” kamu menunjukkan emosi dan membiarkan orang tua memahami dampaknya atas sikap mereka. Ini jadi jembatan untuk menciptakan empati dan dialog yang lebih terbuka.

3. Menetapkan Waktu dan Rutinitas Khusus untuk Berkomunikasi

Ilustrasi quality time orang tua dan anak/Freepik: lifestylememory

Dalam keluarga Asia, pembicaraan mendalam sering kali jarang dilakukan secara spontan. Banyak orang tua lebih terbiasa membahas hal-hal praktis seperti sekolah, pekerjaan, atau makanan daripada perasaan atau konflik batin. Karena itu, penting untuk menetapkan waktu khusus yang memberi ruang bagi komunikasi bermakna.

Menurut sebuah studi dari BMC Psychology tahun 2024, komunikasi yang rutin dan berkualitas terbukti meningkatkan kepercayaan emosional antara anak dan orang tua, serta menurunkan stres keluarga secara keseluruhan.

Kamu bisa memulai dari hal sederhana, seperti membuat “ritual” ngobrol santai setiap akhir pekan, makan malam tanpa gangguan gadget seminggu sekali, atau sekadar minum teh sore bersama sambil berbincang ringan. Waktu yang konsisten akan membantu orang tuamu merasa lebih nyaman membuka diri. 

4. Menggali Akar Masalah dan Pola Komunikasi Keluarga

Ilustrasi faktor penyebab renggangnya hubungan dengan orang tua/Freepik: freepik

Emotional detachment seringkali muncul dari trauma masa lalu atau pola komunikasi tidak sehat. Menurut artikel di PsychCentral, mengenali akar masalah seperti pengalaman diabaikan adalah awal yang penting untuk menyembuhkan diri dan hubungan.

Coba refleksi pribadi: kapan kamu mulai merasa jauh? Apakah ada peristiwa tertentu? Membicarakannya dengan orang tua, tentu dengan cara ini kamu bisa membuka pemahaman dan memupuk kesembuhan bersama dengan mencari solusi.

5. Anggap Orang Tuamu seperti Anakmu Sendiri

Ilustrasi memperlakukan anak kecil/Freepik: Drazen Zigic

Beauties, seiring bertambahnya usia, orang tua sering kali mengalami penyusutan alami seiring usia, yang memengaruhi fungsi memori dan pengambilan keputusan. Maka tak heran jika orang tua kadang terlihat keras kepala, sensitif, atau sulit diajak kompromi.

Dalam kondisi ini, pendekatan yang paling efektif bukan dengan memaksakan pengertian atau logika, tetapi dengan kelembutan dan kesabaran—layaknya saat kamu menghadapi anak kecil.

Melihat mereka sebagai “anak” yang butuh bimbingan penuh kasih bisa membantumu lebih sabar dan tidak mudah terpancing emosi. Misalnya, saat mereka bersikap kaku atau mengulang-ulang cerita, balaslah dengan sabar seperti kamu menjawab pertanyaan dari anak kecil.

Beauties, menerapkan tips ini dengan keseimbangan antara hormat budaya dan kebutuhan pribadimu bisa membuat komunikasi dengan orang tua jadi lebih bermakna. Yuk, coba mulai dari satu strategi kecil hari ini, dan rasakan ikatan emosional itu tumbuh kembali. Semangat!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)

Komentar

Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
5 Cara Efektif untuk Mendekatkan Kembali Hubungan dan Komunikasi dengan Orang Tua

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Astaga! privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us