Amerika Serikat | Benjamin Netanyahu | Internasional | Israel
FOMOMEDIA – Amerika Serikat klaim gencatan senjata berada di tangan Hamas. Namun, PM Israel tolak klaim itu dan masih pengen perang.
Gedung Putih Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa saat ini keputusan untuk gencatan senjata ada di tangan Hamas. Keputusan ini diklaim penting untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi di Gaza, Palestina.
Juru bicara keamanan nasional AS, John Kirby, menyatakan bahwa adanya proposal itu merupakan usulan dari Israel. Hal ini akhirnya menimbulkan kebingungan tersendiri mengenai sikap Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan tegas menolak adanya klaim proposal gencatan yang diungkapkan Gedung Putih. Padahal, usulan gencatan senjata tersebut merupakan usulan yang diungkapkan Presiden AS Joe Biden, Jumat (31/5/2024) pekan lalu.
Netanyahu mengatakan menolak kesepakatan apa pun yang tidak mengarah pada kehancuran Hamas. Bahkan, ia mengklaim Hamas bisa tumbuh lagi.
White House: Biden confirmed in a call with the emir of Qatar that Israel is ready to move forward under the terms proposed in the Hamas deal pic.twitter.com/DCmAnql9NY
— S p r i n t e r F a m i l y (@SprinterFamily) June 3, 2024
“Klaim bahwa kami telah menyetujui gencatan senjata tanpa dipenuhinya persyaratan kami adalah tidak benar,” kata Netanyahu, dikutip dari The Guardian.
Mengetahui pernyataan Netanyahu itu, Kirby pun tampak bingung. Ia mengira bahwa saat ini pemerintah Israel memiliki pandangan yang berbeda mengenai konflik di Gaza.
“Hamas kini telah menerima proposal ini. Itu mendapatkannya Kamis malam. Kami sedang menunggu tanggapan resmi dari mereka,” ucap Kirby.
“Mereka harus menerima kesepakatan itu. Hal ini memberi mereka apa yang mereka cari, yaitu gencatan senjata dan seiring berjalannya waktu, secara bertahap, potensi penarikan pasukan Israel dari Gaza,” lanjutnya.
Pemerintahan Israel Beda Suara
Dalam sebuah siaran tak terduga, Biden pada Jumat malam pekan lalu mengumumkan siaran yang mendesak Hamas untuk menerima proposal baru dari Israel. Mengetahui pengumuman dari Gedung Putih itu, Netanyahu menentangnya.
Sebagai perdana menteri, kini ia berusaha untuk menyeimbangkan tuntutan anggota pemerintahannya. Mulai dari politisi berhaluan tengah dan sayap kanan semakin dirangkul oleh Netanyahu lantaran adanya kekhawatiran desakan Biden itu.
“Israel telah mengajukan proposal mereka. Hamas mengatakan mereka menginginkan gencatan senjata. Kesepakatan ini merupakan kesempatan untuk membuktikan apakah mereka benar-benar bersungguh-sungguh. Hamas perlu menerima kesepakatan itu,” kata Biden, dinukil dari laporan The Guardian.
BACA JUGA:
Para pejabat AS mengetahui bahwa langkah Biden memberikan pengumuman itu bisa mengunci kabinet perang Israel. Pasalnya, jika Netanyahu yang mengumumkan, maka ia bisa menghancurkan pemerintahannya.
Mengetahui pernyataan itu, pejabat Hamas bernama Osama Hamdan turut menanggapi. Menurutnya, apa yang dikatakan Biden mengandung ide-ide yang positif. Namun, Hamas saat ini hanya membutuhkan adanya proposal gencatan senjata yang komprehensif yang memenuhi tuntutan mereka.
Netanyahu Mendapat Ancaman
Selain itu, apa yang diumumkan Biden memang semakin mendesak Netanyahu di kursi pemerintahan. Gara-gara pengumuman itu, beberapa politisi sayap kanan Israel menekan Netanyahu dan menuduhnya telah menutup-nutupi perjanjian perdamaian.
Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, yang merupakan politisi sayap kanan, menyatakan dirinya bakal mundur dari pemerintahan. Ancaman ini datang lantaran Israel tidak kunjung menandatangani perjanjian.
Tak hanya Gen-Gvor, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, juga melakukan ancaman yang sama. Ia mendesak supaya Netanyahu mau menerima kesepakatan gencatan senjata.
Meski ada beberapa ancaman dari menterinya, sang perdana menteri itu tak gentar. Ia berbicara kepada kabinetnya pada Senin (3/6/2024) kemarin, bakal tetap berencana untuk menghancurkan Hamas. Baru setelah Hamas hancur, kesepakatan untuk menarik seluruh Pasukan Pertahanan Israel dari Gaza bisa dilakukan.
Penulis: Sunardi
Editor: Safar
Ilustrator: Vito