Bill Gates | Internasional | Teknologi
FOMOMEDIA – Bill Gates percaya bahwa AI bisa berperan untuk memerangi perubahan iklim. Namun, bagaimana caranya?
Pendiri Microsoft Bill Gates mengatakan kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence) bisa membantu memerangi perubahan iklim. Namun, ia juga mengingatkan bahwa teknologi itu harus berada di tangan yang tepat.
Hal tersebut ia sampaikan dalam wawancaranya bersama Sky News. Gates menyebut AI sejauh ini memainkan peran cukup sederhana dalam membantu memerangi perubahan iklim. Ia juga mengatakan bahwa keberadaan kecerdasan buatan bisa membuat inovasi jauh lebih mudah dilakukan.
Bill Gates: Artificial intelligence, combined with “our ability to edit genes”, will enable us to dramatically reduce methane emissions by “making the cows better”. pic.twitter.com/aleoZfGORV
— Wide Awake Media (@wideawake_media) April 28, 2024
“AI membantu kita memodelkan berbagai hal dalam sains: memahami material dengan lebih baik, katalis, dan cara membuat protein,” kata pria 68 tahun itu, dinukil dari Sky News.
“AI, di setiap bidangnya, akan mempercepat inovasi, baik di bidang kedokteran atau membantu bimbingan belajar, pendidikan. Termasuk perubahan iklim, beberapa hal kompleks seperti pemodelan energi fusi, teknologi AI akan membuat hal ini lebih mudah dilakukan,” lanjutnya.
Belum Mendengar Skenario Terburuk AI
Sejauh ini, Gates memang gandrung terhadap kehadiran AI. Ia menganggap bahwa teknologi tersebut bakal bisa membantu manusia menuju masa depan lebih baik.
Sayangnya, kesukaan Gates ini tidak diimbangi dengan risiko dari AI. Banyak laporan yang menganggap bahwa AI telah disalahgunakan. Mulai dari disinformasi pemilu, hingga membuat fitnah kejahatan seksual terhadap anak-anak di beberapa negara.
BACA JUGA:
Bahkan, risiko bahwa AI bisa digunakan untuk menggulingkan pemerintah pun belum dikhawatirkan oleh Gates. Ia pun belum mendengar skenario terburuk dari penggunaan AI.
“AI sangat penting sehingga kita harus memastikan AI digunakan oleh orang-orang yang mempunyai niat baik,” ujar Gates.
Yang menjadi kekhawatiran Gates adalah teknologi AI jatuh ke tangan orang yang memiliki niat buruk. Termasuk dalam perang, kehadiran AI bisa saja dimanfaatkan mulai dari propaganda hingga pengembangan teknologi militer yang lebih canggih lainnya.
Perlu Kebijakan yang Ketat
Keberadaan AI beberapa waktu terakhir telah dimanfaatkan untuk hal negatif. Salah satunya yakni muncul deepfake atau misinformasi mengenai pembuatan video palsu.
Dalam hal ini, Gates menekankan perlu adanya regulasi atau kebijakan yang ketat. Kebijakan ini bisa dari negara maupun aplikasi pemakai AI itu sendiri.
Seperti di YouTube atau pelantar TikTok misalnya. Kedua aplikasi tersebut harus bisa membedakan mana yang betulan karya manusia dengan buatan AI.
“Karena kami tahu ketika ada sesuatu yang dicetak di selembar kertas, siapa pun bisa mengetiknya, tetapi kami masih menganggap video itu asli karena dulunya sulit untuk dipalsukan,” ucap Gates.
“Akan ada undang-undang yang memberikan hukuman bagi orang yang membodohi orang,” lanjutnya.
Kini, salah satu tantangan AI ke depannya adalah bisa memajukan ilmu kedokteran, pendidikan, dan mengatasi krisis iklim. Ketiga hal inilah yang, menurut Gates, bakal bisa membantu manusia mencapai hidup berkelanjutan.
Penulis: Sunardi
Editor: Safar
Ilustrator: Vito