AI masuk kurikulum pendidikan: Sesuai kebutuhan zaman atau terlalu dipaksakan?

ai-masuk-kurikulum-pendidikan:-sesuai-kebutuhan-zaman-atau-terlalu dipaksakan?
AI masuk kurikulum pendidikan: Sesuai kebutuhan zaman atau terlalu dipaksakan?
Share

Share This Post

or copy the link

Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik utama dalam percakapan global tentang teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangannya yang pesat membuat AI tidak lagi diperlakukan sebagai fitur tambahan dalam sistem digital, tetapi menjelma menjadi motor utama berbagai inovasi lintas sektor.

Di dunia industri, AI membantu mempercepat dan menyempurnakan proses produksi, mempermudah manajemen logistik hingga memberikan dukungan keputusan berbasis data secara langsung. Sementara itu, sektor pendidikan juga mulai merasakan dampak positif teknologi ini, misalnya lewat penggunaan platform pembelajaran yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan siswa serta sistem evaluasi yang adaptif dan personal.

Melihat urgensi peran AI di masa depan, pemerintah Indonesia pun mengambil langkah strategis. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mewacanakan untuk mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Menurutnya, penting bagi anak-anak Indonesia untuk tak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi juga tumbuh sebagai inovator yang mampu mengembangkan solusi berbasis AI sejak usia dini.

Apakah memasukkan AI sebagai salah satu subjek kurikulum pendidikan adalah langkah yang tepat untuk saat ini? Atau ini adalah langkah yang terburu-buru tanpa perhitungan matang?

Dalam episode terbaru SuarAkademia, Podcast Producer The Conversation Indonesia, Muammar Syarif, berbincang dengan tiga anggota tim redaksi: Robby Irfany Maqoma (Managing Editor), Hayu Rahmitasari (Editor Pendidikan & Budaya) dan Dewi N. Piliang (Editor Lingkungan).

Robby berpendapat bahwa usulan memasukkan AI dalam kurikulum adalah ide yang harus dipersiapkan secara serius dan bukan hanya usulan yang reaktif. Menurutnya, pemerintah perlu memastikan kebutuhan dasar terkait pendidikan seperti kualitas guru, kualitas sekolah, dan fasilitas penunjang pendidikan di sekolah baik dan merata sebelum merealisasikan ide ini.

Ia menambahkan, kalau pemerintah hanya sekadar memasukkan AI sebagai subjek kurikulum tanpa memperhatikan aspek aspek mendasar lain, pada akhirnya ini hanya akan sekedar menjadi tambahan mata pelajaran yang tidak memberi nilai tambah pada kecerdasan siswa secara umum.

Hayu menguatkan argumen Robby dengan mengatakan wacana ini justru akan menjadi kontraproduktif jika infrastruktur dasar seperti jaringan internet belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, alih-alih menjadi alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, teknologi AI justru berisiko menciptakan hambatan baru bagi kelompok yang tidak memiliki akses teknologi dan literasi digital.

Hayu menegaskan bahwa integrasi AI tanpa pendekatan inklusif hanya akan memperdalam ketimpangan yang selama ini menjadi masalah utama dalam dunia pendidikan nasional.

Sedangkan, Dewi melihat wacana integrasi AI dalam kurikulum justru belum dibarengi dengan perencanaan yang sistematis. Ia menyarankan Indonesia seharusnya memiliki regulasi dan peta pengembangan AI yang jelas seperti Cina yang sudah memiliki ini sejak tahun 2017. Peta jalan itu kemudian diikuti dengan aturan-aturan turunan yang spesifik pada berbagai sektor, termasuk pendidikan.

Untuk saat ini, Dewi menganggap penguatan literasi digital peserta didik menjadi lebih penting daripada langsung mengintegrasikan AI kedalam kurikulum. Menurutnya, tanpa memiliki literasi digital yang baik, siswa memiliki potensi untuk menyalahgunakan AI dalam aktifitas sehari-hari.

Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia—ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
AI masuk kurikulum pendidikan: Sesuai kebutuhan zaman atau terlalu dipaksakan?

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Astaga! privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us