Bencana Alam | Internasional | Papua Nugini
FOMOMEDIA – Longsor di Papua Nugini menyebabkan ribuan orang terkubur seketika. Kejadian ini pun menyita perhatian dunia internasional.
Sekitar 2.000 orang dikabarkan terkubur dalam bencana tanah longsor di Papua Nugini, Jumat (24/5/2024) pekan lalu. Bencana alam ini menjadi perhatian publik internasional.
Sebelumnya, PBB memperkirakan setidaknya lebih dari 670 orang diyakini tewas. International Organization for Migration (IOM) awalnya memperkirakan jumlah korban sekitar 300 orang. Namun, 48 jam kemudian lembaga tersebut menyebut jumlahnya lebih dari dua kali lipat.
Sejauh ini, lantaran medan yang sulit dan peralatan terbatas, baru beberapa jenazah yang berhasil dievakuasi. Per Minggu (26/5/2024) kemarin, hanya ada lima jenazah yang ditemukan. Sedangkan, ratusan lainnya masih tertimbun tanah dan bangunan.
Kepala misi IOM untuk Papua Nugini, Serhan Aktoprak, mengatakan jumlah korban tersebut berdasarkan perhitungan pejabat lokal bahwa lebih dari 150 rumah terkubur akibat tanah longsor.
Peristiwa yang terjadi pada pukul 03:00 dini hari waktu setempat itu tak disangka warga. Mereka yang menjadi korban kebanyakan sedang tertidur pulas di dalam rumah.
“Tanah masih longsor, bebatuan berjatuhan, tanah retak karena tekanan yang terus meningkat dan air tanah mengalir, sehingga kawasan tersebut menimbulkan risiko ekstrem bagi semua orang,” kata Aktoprak, dikutip dari The Guardian.
“Orang-orang menggunakan tongkat penggali, sekop, dan garpu pertanian besar untuk mengangkat jenazah yang terkubur di bawah tanah,” lanjutnya.
BACA JUGA:
Ribuan Orang Mengungsi
Selain ratusan rumah yang terkubur akibat longsor, setidaknya sekitar 1.250 orang mengungsi. Ribuan orang tersebut meninggalkan rumah mereka lantaran terdampak longsor.
Menyitat laporan BBC, bencana longsor ini terjadi di dataran tinggi Enga. Dengan tipikal tanah pegunungan, salah satu penyebab longsor yakni air mengalir dalam jumlah volume yang lebih besar.
Gara-gara longsor ini, 250 rumah di sekitar kejadian langsung ditinggalkan penghuninya. Di daerah dataran tinggi itu setidaknya ada hampir 4.000 orang yang tinggal.
Selain ratusan rumah, IOM menyebut ada beberapa bangunan lain yang ikut terkubur dalam tanah. Bangunan tersebut seperti sekolah dasar, kios usaha kecil, wisma, hingga tempat pengisian bensin.
Care Australia, lembaga kemanusiaan yang membantu upaya bantuan, memperingatkan bahwa jumlah korban yang terkena dampak kemungkinan lebih tinggi. Hal ini lantaran banyaknya orang yang melarikan diri dari konflik suku di wilayah tetangga.
Kini, tercatat lebih dari 1.000 orang terpaksa mengungsi. Mereka pun mengharapkan adanya bantuan kemanusiaan yang datang.
Hingga Minggu kemarin, Pusat Bencana Nasional Papua Nugini belum meminta bantuan dari negara lain. Namun, per Senin (27/5/2024) hari ini, negara tersebut secara resmi meminta bantuan.
Penulis: Sunardi
Editor: Safar
Ilustrator: Vito