Trump Ingin Hancurkan Gerakan Pro Palestina Jika Jadi Presiden AS

trump-ingin-hancurkan-gerakan-pro-palestina-jika-jadi-presiden-as
Trump Ingin Hancurkan Gerakan Pro Palestina Jika Jadi Presiden AS
Share

Share This Post

or copy the link

Amerika Serikat | Chase Oliver | Donald Trump | Internasional | Politik

FOMOMEDIAKampanye Trump menyerang gerakan pro Palestina. Dari sejumlah kandidat Presiden AS, hanya Chase Oliver yang suarakan gencatan senjata.

Amerika Serikat akan menyelenggarakan pemilihan presiden. Menuju waktu pemilihan, berbagai wacana dan isu digelontorkan oleh calon presiden dari masing-masing partai. Tak terkecuali Donald Trump.

Mantan Presiden AS tersebut diketahui membawa isu konflik Gaza sebagai bagian dari kampanyenya. Menyitat The Guardian, Trump mengatakan hal itu sebagai sesuatu yang tak main-main.

Kandidat calon presiden dari Partai Republik ini mengatakan kepada sekelompok donor kaya bahwa dia akan menghancurkan gerakan pro Palestina di kampus-kampus jika dia kembali ke Gedung Putih. Janji ini ia lakukan usai beberapa bulan terakhir usai AS menghadapi gelombang protes oleh mahasiswa.

Former US President Donald Trump, weighing in on the anti-Gaza war protests at US universities, denounced ‘the radical left morons’ and thanked the police officers who cracked down on protesters at UCLA and Columbia. pic.twitter.com/es2rPpyix1

— Al Jazeera English (@AJEnglish) May 2, 2024

Gelombang protes mahasiswa pro Palestina terjadi di berbagai kampus bergengsi Negeri Paman Sam. Gerakan ini menuntut supaya kampus yang turut berkontribusi terhadap Israel supaya melakukan divestasi. 

Tak hanya itu, tuntutan para mahasiswa juga ditujukan kepada pemerintah. Gerakan ini ingin supaya pemerintah AS mampu menghentikan segera konflik di Gaza dengan gencatan senjata permanen.

Gara-gara gerakan pro Palestina ini, mahasiswa di AS terbelah. Tak sedikit pula yang menuduh bahwa gerakan macam ini sebagai bentuk antisemitisme di ranah pendidikan. 

Namun, protes tetap berlanjut. Ratusan mahasiswa menggelar protes dengan mendirikan tenda di berbagai halaman kampus. Hingga akhirnya kepolisian turun tangan dan menangkap ratusan mahasiswa yang ikut gerakan ini.

Melihat fenomena gerakan pro Palestina, Trump pun menentangnya. Menurutnya, gerakan ini sebagai bagian dari “revolusi radikal”. 

Dukung Israel untuk Kalahkan Biden

Dalam kampanyenya terbaru, Trump berjanji kepada para donor yang mayoritas beragama Yahudi. Selain itu, ia juga akan memundurkan gerakan tersebut 25 atau 30 tahun jika mereka membantunya mengalahkan Joe Biden.

“Jika Anda membuat saya terpilih kembali, kami akan mengembalikan gerakan itu ke 25 atau 30 tahun yang lalu,” kata Trump, dikutip dari The Guardian.

Trump diketahui turut memupuk sentimen mengenai gerakan pro Palestina. Bahkan, ia berjanji ketika terpilih nanti, mahasiswa asing mana pun yang diketahui ikut dalam protes bakal dikeluarkan.

BACA JUGA:

Dalam pertemuannya dengan salah satu pendonor pada 14 Mei 2024 lalu, Trump mengeluh jika saat ini banyak mahasiswa dan akademisi di fakultas ikut serta dalam protes.

Mengetahui adanya penangkapan terhadap ratusan mahasiswa yang terjadi di kampus Columbia dan Cuny, Trump memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian. Langkah seperti itu menurutnya perlu dilakukan oleh kota-kota lain di AS.

Sementara itu, Trump memang mendukung Israel supaya melanjutkan perang. Namun, di sisi lain, ia juga membenci sosok Benjamin Netanyahu. Menurut Trump, Perdana Menteri Israel itu menjadi sosok yang dibencinya lantaran mengakui kemenangan Joe Biden dalam Pemilu 2020.

Muncul Kandidat Baru

Selain Joe Biden dan Donald Trump yang diprediksi bakal bersaing ketat lagi, kali ini Pilpres Amerika Serikat bakal dimeriahkan dengan adanya kandidat baru. Ia adalah aktivis Chase Oliver.

Oliver berhasil maju berkat dukungan dari Partai Libertarian. Ia menjadi satu-satunya calon presiden yang telah menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata di Gaza. Dalam pemungutan suara di Partai Libertarian pada Minggu (26/5/2024) lalu, Oliver berhasil memperoleh sekitar 60 persen suara. 

The Libertarian Party has nominated activist Chase Oliver for US president, who pledged to ‘end the genocide’ in his acceptance speech.

His stance on Gaza sets him apart as voters face a rerun election between Trump and Biden. pic.twitter.com/By00CI3fBB

— Al Jazeera English (@AJEnglish) May 27, 2024

“Kita berhasil! Saya resmi menjadi calon presiden,” kata Oliver, dikutip dari Al Jazeera. “Inilah waktunya untuk bersatu dan bergerak maju demi kebebasan.” 

Kontestasi Pilpres AS dalam beberapa periode terakhir didominasi oleh dua partai besar. Sosok Biden dan Trump tampil menjadi dua perwakilan paling kuat antara Partai Demokrat dan Republik.

Adanya partai ketiga pun jarang mampu tampil kompetitif. Namun, pada tahun ini sepertinya Partai Libertarian optimis bisa ikut menyemarakan, apalagi pertarungan antara Biden dan Trump semakin dianggap membosankan.

Penulis: Sunardi

Editor: Safar

Ilustrator: Vito

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Trump Ingin Hancurkan Gerakan Pro Palestina Jika Jadi Presiden AS

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Astaga! privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us