Polisi tembak siswa SMK: Bagaimana cara mengurangi penyalahgunaan senjata oleh oknum penegak hukum?

polisi-tembak-siswa-smk:-bagaimana-cara-mengurangi-penyalahgunaan-senjata-oleh-oknum-penegak-hukum?
Polisi tembak siswa SMK: Bagaimana cara mengurangi penyalahgunaan senjata oleh oknum penegak hukum?
Share

Share This Post

or copy the link

Seorang siswa SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, tewas akibat luka tembak yang diduga dilakukan oleh seorang polisi anggota Polres Semarang pada Senin, 25 November 2024 yang lalu. Meskipun upaya penyelamatan segera dilakukan dengan melarikan korban ke RSUP dr. Kariadi, luka tembak di bagian pinggul yang dialami korban nyatanya terlalu parah untuk diselamatkan.

Peristiwa ini menjadi pusat perhatian publik, apalagi pelakunya adalah aparat penegak hukum yang seharusnya memberikan rasa aman bagi masyarakat. Kematian seorang pelajar dalam insiden yang melibatkan aparat penegak hukum memunculkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran. Terlebih, insiden ini terjadi dalam waktu yang berdekatan dengan kasus serupa yang juga melibatkan penggunaan senjata api oleh kepolisian.

Rangkaian kejadian ini mendorong spekulasi dan analisis dari berbagai pihak. Masyarakat mempertanyakan apakah penggunaan senjata api oleh aparat sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan. Di saat yang sama, muncul kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan wewenang oleh oknum kepolisian dan urgensi evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme pengawasan serta akuntabilitas dalam institusi tersebut.

Lantas, hal apa yang perlu diperbaiki agar kejadian seperti ini tidak terulang?

Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami membahas masalah ini bersama Ardi Putra Prasetya, kriminolog dari Universitas Indonesia.

Ardi menganggap kasus ini berpotensi besar membuat reputasi kepolisian Indonesia semakin buruk di mata masyarakat. Kasus penyalahgunaan senjata yang terjadi dalam waktu berdekatan dan adanya kesan denial ketika berita tentang penembakan pelajar ini mencuat ke publik membuat kredibilitas kepolisian makin dipertanyakan oleh masyarakat.

Menurut Ardi, penyalahgunaan wewenang menggunakan senjata api dan kurang matangnya psikologis oknum pelaku kejadian menjadi penyebab utama mengapa kasus penembakan ini bisa terjadi. Padahal, peraturan Polri yang berlaku saat ini sudah mengatur cukup jelas bagaimana seharusnya anggota polisi menggunakan senjata api.

Namun, Ardi juga menekankan pentingnya reformasi budaya dalam kepolisian dan urgensi merevisi aturan yang ada untuk menyelaraskan regulasi dengan kondisi di tengah masyarakat saat ini.

Ardi menambahkan pentingnya pelatihan secara rutin kepada seluruh anggota kepolisian. Meskipun ini akan menjadi hal yang repetitif dan berpotensi membosankan bagi anggota kepolisian, pelatihan dan pengawasan ini bisa menjadi penegasan bagi seluruh polisi untuk bekerja sebagaimana mestinya.

Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia—ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Polisi tembak siswa SMK: Bagaimana cara mengurangi penyalahgunaan senjata oleh oknum penegak hukum?

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Astaga! privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us