● Zilenial di Indonesia menghadapi tantangan karier yang kompleks.
● Kemampuan adaptasi sangat penting untuk membantu kita menghadapi perkembangan dunia kerja.
● Kita perlu eksplorasi diri, reskilling, upskilling, membangun relasi, serta mengambil keputusan karier dengan percaya diri.
Pandemi mengubah cara kita dalam melihat dunia kerja. Bukan cuma soal preferensi tempat kerja yang tak perlu di kantor, kondisi kerja dan work-life balance jadi faktor yang diperhatikan orang-orang di seluruh dunia.
Namun, di sisi lain, kita juga berhadapan sama ‘otomatisasi teknologi’ yang menambah maupun menghapus banyak lapangan pekerjaan. Misalnya, penggunaan kecerdasan buatan (AI) memengaruhi banyak industri, mulai dari media hingga transportasi.
Perubahan yang terus terjadi ini menuntut kita untuk lebih luwes, terutama saat memilih karier yang cocok ataupun berpindah karier. Keluwesan ini amat bergantung dengan adaptabilitas karier kita.
Gaji tak kunjung naik. Promosi mesti pindah perusahaan. Skripsi belum juga ACC. Diet ketat, berat badan tak turun juga. Lingkungan kerja toxic, bosnya narsistik. Gaji bulan ini mesti dibagi untuk orang tua dan anak. Mau sustainable living, ongkosnya mahal. Notifikasi kantor berdenting hingga tengah malam. Generasi Zilenials hidup di tengah disrupsi teknologi, persaingan ketat, dan kerusakan lingkungan.
Simak ‘Lika Liku Zilenial’ mengupas tuntas permasalahanmu berdasar riset dan saran pakar.
Adaptabilitas karier: Mengapa penting?
Data Indonesia Talent Trends tahun 2023 menunjukkan semakin banyak orang yang mengundurkan diri, ingin mencari pekerjaan baru, dan quiet quitting (mundur pelan-pelan).
Selain itu, munculnya berbagai kebutuhan skill baru memaksa kita untuk melakukan reskilling (belajar keterampilan baru) dan upskilling (peningkatan keterampilan) agar tangguh, adaptif dan produktif, misalnya keterampilan berpikir kritis, agile (lincah), melek teknologi atau berpikir kreatif.
Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan kombinasi antara keterampilan kognitif, interpersonal dan adaptabilitas.
Adaptabilitas merupakan salah satu bagian dari psikososial yang menunjukkan kemampuan individu untuk menghadapi tugas-tugas pengembangan saat ini dan yang akan datang, transisi pekerjaan, serta trauma pribadi .
Seseorang dengan daya adaptasi karier yang tinggi akan mampu mengatur diri untuk mencapai tujuan karier dan mengantisipasi perubahan karier yang tidak teprediksi. Orang semacam ini juga bisa lebih mudah bekerja meski baru lulus dari sekolah/universitas, mempunyai strategi pencarian kerja yang lebih efektif, dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Terdapat empat dimensi utama dalam melihat adaptabilitas karier yaitu memiliki kepedulian terhadap masa depan (concern), mampu mengatur diri dalam pengambilan keputusan karier dan tanggung jawab masa depan (control), memiliki rasa ingin tahu tentang berbagai aspek karier dan pekerjaan (curiosity), dan kepercayaan diri untuk menghadapi dan mengatasi rintangan karier (confidence).
Seseorang dengan adaptabilitas karier baik biasanya mampu mengeksplorasi karier, mengatasi kesulitan pengambilan keputusan karier, meningkatkan aspirasi karier, dan lebih sejahtera secara psikologis.
Adaptabilitas karier orang Indonesia
Sebuah penelitian yang melihat skala adaptabilitas karier menggunakan Rasch Analysis pada 1953 responden berusia 10 – 24 tahun menunjukkan bahwa adaptabilitas karier generasi muda di Indonesia berada dalam kategori sedang. Rata-rata kemampuan adaptasi karier remaja Indonesia menempati peringkat ke-26 di dunia. Artinya, kemampuan zilenial Indonesia dalam menghadapi tantangan dan perubahan karier masih di bawah negara-negara lain.
Salah satu faktor pembentuk karakteristik kaum muda Indonesia adalah tumbuh di negara multikultur. Sebagai masyarakat yang erat dengan budaya kolektif, kaum muda Indonesia cenderung melibatkan orangtua dalam pengambilan keputusan-keputusan karier. Sehingga, harapan akademis dan karier orangtua tidak hanya memengaruhi keputusan karier kaum muda tapi juga menghambat mereka untuk mengubah karier.
Akibatnya, kaum muda cenderung kesulitan dalam menentukan arah pengembangan karier jika tidak memiliki dukungan sosial seperti lembaga pendidikan, pendidik, orang tua, dan teman sebaya.
Selain itu, kaum muda Indonesia cenderung memiliki banyak pertimbangan sehingga sulit menyesuaikan diri dengan perubahan karier yang dinamis karena dipengaruhi oleh sikap dan pandangan keluarga, komunitas dan/atau keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Penelitian menunjukkan bahwa adaptabilitas karier remaja dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat yang komunal dan spiritual.
Adaptif menghadapi transisi
Berhadapan dengan berbagai tantangan ini, kita dapat meningkatkan adaptabilitas karier dengan cara:
1. Memiliki orientasi masa depan dan fokus pada tujuan karier Kemampuan untuk memikirkan masa depan dengan menyusun langkah untuk mencapainya berpengaruh pada kesiapan dalam menghadapi berbagai kemungkinan karier.
2. Melakukan eksplorasi karier dan mengembangkan diri. Kegiatan magang dapat menjadi alternatif untuk mengeksplorasi kemampuan, memberikan keterampilan kerja, dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Melakukan reskilling dan upskiliing yang sesuai dengan perubahan. Keterampilan kerja yang dibutuhkan saat ini terus mengalami perkembangan, kita perlu mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan dan kegiatan pengembangan diri khususnya keterampilan di bidang teknologi.
4. Memiliki keyakinan untuk mengambil keputusan-keputusan karier. Perubahan tren pekerjaan, regulasi, dan situasi ekonomi yang tidak terprediksi menuntut generasi muda untuk cepat menentukan langkah. Keterlambatan dalam pengambilan keputusan mengakibatkan hilangnya kesempatan.
5. Meningkatkan kemampuan interpersonal. . kita sebaiknya mampu membangun relasi dari berbagai latar belakang bidang keahlian. Networking dapat membuka kolaborasi dan membuka kesempatan-kesempatan baru dan berdampak pada kesuksesan karier.
Transisi adalah keniscayaan. Kita pasti mengalami perpindahan—setidaknya dari sekolah ke dunia kerja, dari satu jenjang pendidikan ke selanjutnya, dari satu tugas ke tugas yang lain, atau bahkan transisi ekonomi dan situasi lainnya.
Oleh karena itu, beradaptasi dengan perubahan adalah keharusan agar kita mampu menangkap peluang karier dan mengembangkannya.