Perselingkuhan bukan hanya menyakitkan, tapi juga bisa menghancurkan kepercayaan dalam sebuah hubungan dan menimbulkan rasa trauma mendalam. Sayangnya, tidak semua tanda-tanda orang yang suka selingkuh terlihat jelas sejak awal. Banyak yang menyembunyikan niatnya di balik sikap manis dan perhatian, sehingga kamu baru sadar setelah semuanya terlambat.
Beauties, memahami kepribadian seseorang bisa jadi langkah awal untuk melindungi dirimu dari luka yang tak perlu. Para ahli dari berbagai belahan dunia telah meneliti pola-pola kepribadian yang cenderung melakukan perselingkuhan. Yuk, kenali ciri-cirinya agar kamu bisa lebih waspada dan menjaga hubungan tetap sehat.
1. Kepribadian Narsistik
Individu dengan rasa percaya diri tinggi/Foto: Pinterest/Freepik
Individu dengan kepribadian narsistik cenderung memiliki rasa percaya diri yang berlebihan dan kebutuhan akan perhatian yang tinggi. Mereka seringkali merasa superior dan berhak mendapatkan apa pun yang diinginkan, termasuk hubungan di luar komitmen yang ada.
Menurut Dr. Ramani Durvasula, seorang psikolog klinis dan penulis buku Should I Stay or Should I Go: Surviving a Relationship with a Narcissist, narsisisme dapat membuat seseorang kurang empati terhadap pasangannya, sehingga lebih rentan untuk berselingkuh.
2. Impulsivitas Tinggi
Insitiable wives/Foto: Pinterest/tiara gorgeouspict
Orang yang impulsif cenderung membuat keputusan tanpa pertimbangan matang dan seringkali mencari kepuasan instan. Dr. David J. Ley, seorang psikolog klinis dan penulis buku Insatiable Wives, menyatakan bahwa impulsivitas dapat mendorong seseorang untuk terlibat dalam perilaku berisiko, termasuk perselingkuhan, tanpa memikirkan konsekuensinya.
Misalnya, seseorang yang sering membuat keputusan spontan tanpa memikirkan dampaknya mungkin tergoda untuk berselingkuh saat ada kesempatan, meskipun itu bisa merusak hubungannya.
3. Pencari Sensasi
Suka mencari petualangan baru/Foto: Pinterest/gedung kota lama
Individu yang selalu mencari pengalaman baru dan tantangan cenderung mudah bosan dengan rutinitas. Dr. Helen Fisher, seorang antropolog biologis yang telah mempelajari cinta romantis, menjelaskan bahwa pencari sensasi memiliki kadar dopamin yang tinggi, yang membuat mereka selalu mencari hal-hal baru, termasuk dalam hubungan asmara.
Contohnya, seseorang yang selalu mencari petualangan baru mungkin merasa hubungan yang stabil dan rutin kurang menantang, sehingga mencari kegembiraan di luar hubungan tersebut.
4. Kurangnya Empati
Kurang memiliki rasa empati atau kepedulian/Foto: Pinterest/The Confused Milennial Moms
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Tanpa empati, seseorang mungkin tidak mempertimbangkan dampak tindakannya terhadap pasangannya. Dr. Douglas LaBier, seorang psikolog dan direktur Center for Progressive Development, mencatat bahwa kurangnya empati dapat membuat seseorang lebih mungkin untuk berselingkuh karena mereka tidak merasakan rasa bersalah atau penyesalan.
Sebagai ilustrasi, seseorang yang tidak dapat merasakan penderitaan pasangannya mungkin tidak melihat perselingkuhan sebagai masalah besar, karena mereka tidak memahami luka emosional yang ditimbulkan.
5. Kebutuhan Akan Validasi Eksternal
Sangat senang apabila mendapat validasi dari orang lain/Foto: Pinterest/Guweraopint
Beberapa individu memiliki harga diri yang rendah dan mencari validasi dari sumber eksternal untuk merasa berharga. Dr. Mark E. Sharp, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa kebutuhan akan validasi eksternal dapat mendorong seseorang untuk mencari perhatian dan pengakuan di luar hubungan utama mereka.
Misalnya, seseorang yang tidak merasa dihargai dalam hubungannya mungkin mencari perhatian dari orang lain untuk meningkatkan rasa percaya dirinya, yang dapat berujung pada perselingkuhan.
6. Selalu Merasa Kurang
Ilustrasi pasangan yang merasa kurang hingga tidak menghargai pasanganFoto: Pinterest/Kompas
Individu yang selalu merasa kurang atau memiliki harga diri rendah sering mencari validasi eksternal untuk menutupi ketidakpuasan internal. Dr. Robert Weiss, seorang ahli terapi hubungan, menjelaskan bahwa perasaan tidak aman dapat mendorong seseorang mencari pengakuan dari luar hubungan utama mereka.
Misalnya, seseorang dengan harga diri rendah mungkin merasa tidak layak mendapatkan cinta pasangannya dan mencari perhatian dari orang lain untuk merasa diinginkan. Ini dapat menyebabkan perilaku selingkuh sebagai upaya meningkatkan rasa percaya diri.
7. Suka Memainkan Peran Korban (Playing Victim)
Playing victim/Foto: Pinterest/Victoria Tiara
Orang yang sering memainkan peran korban cenderung menolak untuk bertanggung jawab atas kesalahan mereka dan lebih suka menyalahkan pasangan atau keadaan. Menurut Dr. Stephen Karpman, seorang psikiater yang mencetuskan konsep Drama Triangle, individu seperti ini biasanya bergantian berperan sebagai korban, penolong, dan pelaku untuk menghindari rasa bersalah.
Dalam konteks hubungan, mereka menggunakan peran korban untuk membenarkan tindakan selingkuh sebagai bentuk “pelarian dari penderitaan” dalam hubungan yang mereka klaim tidak adil.
8. Senang Membanding-bandingkan Pasangan dengan Orang Lain
Suka membanding-bandingkan/Foto: Pinterest/Scooter Fia Pict
Kebiasaan membandingkan pasangan dengan orang lain dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam hubungan. Dr. Harriet Lerner, seorang psikolog dan penulis, menjelaskan bahwa kebiasaan ini dapat mengikis apresiasi terhadap pasangan dan meningkatkan risiko perselingkuhan.
Misalnya, seseorang yang terus-menerus membandingkan pasangannya dengan rekan kerja yang lebih perhatian atau menarik mungkin merasa tergoda untuk menjalin hubungan di luar komitmen yang ada.
9. Terlalu Ramah dengan Lawan Jenis
Senang berbincang dan terlalu ramah dengan lawan jenis/Foto: Pinterest: Noic Landscape
Sikap terlalu ramah terhadap lawan jenis sering kali menjadi tanda awal dari batasan yang kabur dalam hubungan. Dr. Sheri Meyers, seorang terapis pernikahan dan keluarga yang diwawancarai oleh HuffPost, menyebut bahwa orang yang terlalu ramah bisa jadi menggunakan keramahan sebagai kedok untuk membangun koneksi emosional dengan orang lain di luar pasangan mereka. Jika tidak disadari atau dibatasi, perilaku ini bisa berkembang menjadi keterlibatan emosional yang intens dan akhirnya berujung pada perselingkuhan.
Contohnya, seseorang yang kerap menggoda lawan jenis lewat pesan pribadi, menyentuh secara fisik dalam konteks “bercanda”, atau terus-menerus memulai percakapan pribadi tanpa alasan jelas, bisa saja menyembunyikan motif tersembunyi.
Meski sekilas terlihat ramah dan terbuka, batas antara interaksi wajar dan niat untuk menjalin kedekatan lebih bisa kabur jika tidak disadari secara sadar. Beauties, jangan sampai kamu terjebak ya!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)