DNA dari Zaman Paleolitikum Dianggap Bisa Bantu Tanaman Resistan

dna-dari-zaman-paleolitikum-dianggap-bisa-bantu-tanaman-resistan
DNA dari Zaman Paleolitikum Dianggap Bisa Bantu Tanaman Resistan
Share

Share This Post

or copy the link

Lingkungan | Perubahan Iklim | Riset | Sejarah

FOMOMEDIAUntuk mencegah kepunahan tanaman, para peneliti sedang mencari DNA prasejarah zaman paleolitikum. DNA pada masa itu dianggap mampu membantu tanaman resistan.

Sebuah sampel DNA dari zaman paleolitikum digali oleh para ilmuwan. Pencarian DNA dari masa 100 hingga 200 ribu tahun sebelum Masehi (SM) itu dilakukan untuk membantu tanaman masa kini supaya tahan cuaca ekstrem.

DNA prasejarah tersebut digali di bawah Kutub Utara. Para peneliti yang berasal dari Universitas Heriot-Watt di Edinburgh tertarik akan hal itu. Mereka melakukan penggalian bekerja sama ilmuwan Eropa.

Menukil Sky News, para ilmuwan tersebut diketahui sedang menganalisis mikroba yang berasal dari masa paleolitikum. Pada masa itu, suhu bumi dianggap lebih hangat seperti saat ini.

Tak berangkat dengan tangan kosong, tim yang berasal dari Heriot-Watt telah dianugerahi 500,000 euro atau Rp8,6 miliar oleh Horizon Europe. Dengan dana itu, mereka bakal menghabiskan empat tahun untuk memeriksa sampel tanah kuno yang diekstraksi dari bawah Kutub Utara.

“Para peneliti menggunakan sampel dari periode paleolitik, sekitar 100-200 ribu tahun SM yang lalu, karena planet ini sedang memanas, sama seperti sekarang,” kata Ross Alexander, ahli biologi molekul tanaman di Heriot-Watt, dikutip dari Sky News.

BACA JUGA:

Bantu Tanaman Resistan

Para ilmuwan tersebut bertujuan ingin mengetahui apakah DNA prasejarah yang diambil dari zaman batu tua bisa berguna pada tanaman. Apalagi, diketahui bahwa saat ini berbagai tanaman di bumi telah terancam.

Berbagai masalah perubahan iklim memberikan dampak signifikan terhadap berbagai tanaman. Selain pemanasan global, cuaca ekstrem, hingga kekeringan telah menjadi ancaman terhadap banyak spesies tanaman.

“Menurut laporan terbaru dari European Drought Observatory, 47 persen wilayah Uni Eropa berada dalam kondisi peringatan dan 17 persen dalam kondisi waspada. Hasil panen sereal menurun sebanyak 10 persen di beberapa wilayah,” ujar Alexander.

Selain itu, sebelum berangkat ke Kutub Utara itu, para peneliti dari Heriot-Watt bakal melakukan uji sampel yang sudah diambil oleh ilmuwan di Alfred Wegener Institute, Jerman. Uji coba tersebut dilakukan supaya mengetahui apakah DNA purba bisa membantu bakteri masa kini untuk mendukung tanaman ketika air sudah langka.

Keberadaan bakteri memang berperan besar dalam kesehatan tanaman. Menurut Alexander, bakteri tersebut bisa melepaskan senyawa yang mungkin bisa membantu tanaman mempertahankan kelembapan di sekitar akar.

Jika DNA prasejarah tersebut bisa digunakan untuk menjaga tanaman lebih resistan, maka krisis pangan setidaknya sedikit bisa ditekan dengan solusi penelitian ini. Berbagai sumber daya hayati bakal terjaga hingga masa-masa mendatang.

Penulis: Sunardi

Editor: Safar

Ilustrator: Vito

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
DNA dari Zaman Paleolitikum Dianggap Bisa Bantu Tanaman Resistan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Astaga! privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us