Aksi Kamisan | Sejarah | Tragedi Trisakti
FOMOMEDIA – Tragedi Trisakti diperingati dalam Aksi Kamisan ke-815. Bangsa ini tidak melupakan peristiwa kelam itu.
Aksi Kamisan telah digelar yang ke-815 kali pada Kamis (16/5/2024) di depan Istana Merdeka. Dalam aksi kemarin, peringatan 26 tahun Tragedi Trisakti menjadi pokok pembahasan.
Tragedi Trisakti menjadi salah satu peristiwa kelam bangsa Indonesia yang terjadi pada 12 Mei 1998. Para aktivis menuntut negara supaya menegakkan keadilan dengan mengusut tuntas berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
Sejak gelombang protes krisis moneter dan pelengseran Soeharto, Tragedi Trisakti menjadi puncak. Akibat kerusuhan yang terjadi waktu itu, setidaknya ada empat mahasiswa menjadi korban dan tewas secara tragis.
Aktivis HAM Yakobus Mayong Padang, seperti dilansir oleh Tempo, menegaskan bahwa meski sudah 26 tahun berlalu, pelaku kekerasan dalam Tragedi Trisakti belum pernah diadili. Padahal, adanya Amanat Reformasi dimaksudkan untuk menegakkan hukum dan HAM. Namun, sejauh ini amanat tersebut belum terlaksana sepenuhnya karena minimnya kemauan politik.
“Ada perlakuan yang tidak manusiawi, ada sekian banyak korban, sudah 26 tahun, ada sekian banyak petugas yang digaji negara yang tugasnya memberantas kejahatan dan lain sebagainya, tetapi sampai hari ini tidak pernah diadili siapa pelakunya,” kata Yakobus, dikutip dari Tempo.
Sejauh ini, Komnas HAM bukannya tanpa usaha. Lembaga tersebut telah melakukan penyelidikan atas sejumlah tragedi yang terjadi pada Mei 1998. Meski beberapa pelaku telah dihukum, pertanggungjawaban negara masih dipertanyakan karena aktor intelektual kekerasan belum diadili.
Hingga kini, melalui Aksi Kamisan salah satunya, berbagai keluarga korban masih terus menuntut keadilan. Negara dianggap gagal dalam menindaklanjuti kasus-kasus pelanggaran HAM.
“Itulah sebabnya kita berdiri di sini untuk menyampaikan pesan kepada yang di seberang supaya kasus ini dituntaskan,” ujar Yakobus.
BACA JUGA:
Sekilas Mengenai Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Peristiwa tragis ini menjadi salah momen paling mengenaskan dalam sejarah Tanah Air.
Waktu itu, para mahasiswa melakukan demonstrasi menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Aksi damai tersebut tak hanya diikuti oleh kalangan mahasiswa, tetapi berbagai elemen masyarakat turut turun ke jalan.
Masyarakat semakin kecewa dengan rezim kekuasaan Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun lebih. Hingga akhirnya pada Mei 1998 menjadi puncak dari era Orde Baru berkuasa.
Pada bulan tersebut, berbagai gelombang aksi terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Hingga momen aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Trisakti menuju Gedung Nusantara dihadap oleh aparat keamanan.
Adanya tekanan dari aparat pun memukul mundur para massa aksi. Hingga akhirnya mahasiswa mundur ke Universitas Trisakti. Aparat keamanan melakukan penembakan, termasuk di area kampus itu.
Gara-gara penembakan aparat inilah setidaknya ada empat mahasiswa tewas. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka semua tewas akibat luka tembak di dalam kampus.
Sejak peristiwa itu yang kemudian membuat tekad adanya Reformasi 1998 semakin menguat dan membuat rezim Soeharto lengser.
Kini, Tragedi Trisakti masih menjadi tugu peringatan betapa pentingnya penegakan demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan berpendapat di negeri ini.
Penulis: Sunardi
Editor: Safar
Ilustrator: Vito